Pentingnya Niat Dalam Puasa dan Korelasinya Dengan Ilmu Medis
[Rubrik: Sekedar Sharing]
Seseorang yang akan menjalankan puasa hendaknya mengawali puasanya dengan sahur, karena di dalam makanan sahur terdapat keberkahan. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
“Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari no. 1923 dan Muslim no. 1095)
Seorang muslim jangan sekali-kali meremehkan kata berkah. Karena yang namanya berkah walaupun wujudnya tidak terlihat tetapi keberkahan inilah yang membuat hidup kita bahagia dan merasa ringan ketika menghadapi musibah. Sedangkan yang kita cari di dunia ini adalah bahagia, jiwa tenang, dan hidup yang tenteram.
Ada orang yang hartanya banyak tetapi tidak berkah, dia tidak merasa bahagia dengan uang yang banyak tersebut. Sebaliknya ada orang yang hartanya sedikit tetapi berkah, dia bahagia dengan hartanya tersebut. Namun disitulah keimanan akan diuji, meyakini adanya hal lain yang tidak nampak pada suatu harta tetapi merupakan kunci penting. Itulah berkah.
Selain itu, dalam kegiatan makan sahur mesti akan dibarengi dengan niat. Secara kedokteran, makan sahur yang dibarengi dengan niat akan memancing proses mindset. Ketika seseorang berniat, maka otak akan segera mengatur dan memberi perintah ke lambung agar tidak banyak-banyak mengeluarkan asam lambung, memberi perintah hormon tiroid agar tidak banyak keluar supaya metabolisme tidak tinggi dan berusaha menghemat energi.
Sehingga ketika seseorang makan sahur maka dia akan termindset untuk lebih kuat menjalani puasanya. Bedakan dengan orang yang makan jam 4 pagi di pesawat atau di kapal tetapi tanpa dibarengi niat sahur untuk puasa, maka umumnya setelah jam 8 pagi dia akan merasa lapar kembali. Hal itu karena tidak ada mindset untuk menahan laparnya.
Sedangkan orang yang berpuasa, dia akan berniat kemudian mengatur mindsetnya agar bisa bertahan hingga waktu maghrib bahkan walaupun dia sahur hanya dengan seteguk air. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
السَّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ، فَلَا تَدَعُوهُ، وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جُرْعَةً مِنْ مَاءٍ
“Makan sahur itu berkah, karena itu, janganlah kalian tinggalkan, meskipun hanya dengan minum seteguk air.” (HR. Ahmad no. 11086, shahih)
Dari sini, nampak betapa pentingnya bersahur sebelum berpuasa. Sehingga sendainya dia terlambat bangun, dan waktu bersahur tinggal beberapa menit saja, maka usahakan agar tetap sahur walaupun hanya minum seteguk air.
Lebih dari itu, makan sahur merupakan syi’ar Islam yang membedakan dengan ajaran Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani). Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
“Perbedaan antara puasa kita dan puasa Ahli Kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur.” (HR. Muslim no. 1096)
Artikel www.muslimafiyah.com (Asuhan Ustadz dr. Raehanul Bahraen, M.Sc., Sp. PK, Alumnus Ma’had Al Ilmi Yogyakarta)
Artikel asli: https://muslimafiyah.com/pentingnya-niat-dalam-puasa-korelasinya-dengan-ilmu-medis.html